JAKARTA (voa-islam.com) –
Meski menempuh jalan dosa besar dengan doa dan ritual kemusyrikan,
Mobil Esemka tak lulus uji emisi. Akidah dan teknologi sama-sama gagal!
Kementerian
Perhubungan kembali memutuskan Esemka tidak lulus uji emisi. Ini
merupakan yang kedua kalinya Esemka gagal dalam uji emisi.
Esemka
pertama kali melakukan uji emisi di 2010 lalu. Tanggal 3 Agustus 2010
lalu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan
Darat Sudirman Lambali meminta Esemka untuk melakukan uji emisi kembali.
Di awal
pekan lalu, tepatnya 27 Februari 2012, Esemka harus kembali menelan pil
pahit. Esemka kembali gagal dalam uji emisi yang merupakan prasyarat
mobil bisa diproduksi massal.
Berdasarkan
Surat Keputusan AJ.402/17/6/DJPD/2012 dari Dirjen Perhubungan Darat,
Esemka dinyatakan belum lulus uji emisi dan diharapkan akan kembali
untuk melakukan pengujian ulang.
“Dirjen
Perhubungan Darat sudah menerima hasil uji emisi. Dan hasilnya belum
memenuhi standar Kementerian Lingkungan Hidup, ternyata masih belum
memenuhi abang batas emisi gas buang,” Kapuskom Publik Kementerian
Perhubungan Bambang S Ervan seperti dikutip detikOto, Kamis (1/3/2012).
Esemka
dinyatakan belum memenuhi ambang batas emisi CO dengan limit 5 g/km dan
HC+NOX dengan limit 0,70 g/km. “CO Esemka baru bisa mencapai 11,63 g/km
dan untuk HC+NOX esemka baru mencapai 2,69 g/km,” ujar Bambang.
Tidak
berhenti sampai disitu, hasil ini menunjukkan kedua kalinya, Esemka
belum memenuhi ambang batas emisi gas buang sejak 2010 silam. “Kami
menyarankan untuk melakukan perbaikan, atas keputusan Menteri Lingkungan
Hidup No 4 tahun 2009 tentang ambang batas kendaraan bermotor untuk
tipe baru,” ujarnya.
Lampu
mobil Esemka juga masih belum laik jalan, karena tidak memenuhi kriteria
standar 12.000 CD (Candle Light). “Esemka baru berhasil mencapai 10.900
CD untuk kanan. Dan untuk kiri 60.700CD,” tambahnya.
Kegagalan itu sangat memprihatinkan. Sudah rusak akidah, gagal teknologi pula. Gagal dunia dan akhirat.
Seperti diberitakan voa sebelumnya (Mandi Kembang Mobil Esemka: Menyambut Prestasi dengan Kemusyrikan), sehari
menjelang keberangkatan Mobil Esemka ke Balai Thermodinamika Motor dan
Propulsi (BTMP) Serpong Tangerang, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo
menggelar Wilujengan dan Jamasan Mobil Esemka, Kamis malam (23/02/2012).
Layaknya upacara selamatan dalam adat Jawa, Wali Kota Solo Joko Widodo
juga menyiapkan satu set tumpeng lengkap yang berisi nasi gurih,
ingkung, sambel goreng ati dan kedelai hitam.
Bejana
perak berukuran cukup besar berisi air dan bunga setaman tujuh warna pun
sudah disiapkan untuk menjamasi mobil yang fenomenal tersebut.
Mobil
Esemka AD 1 A pun dihias dengan untaian kembang setaman di seluruh
bagian mulai dari kap depan, atap mobil, hingga bagian belakang mobil.
Diiringi
alunan lagu Dandang Gula dalam balutan tari putri sesaji, Wahyu Santoso
Prabowo sebagai penari utama atau “pancer” dikelilingi empat penari
putri, memulai ritual jamasan.
Secara
perlahan air bunga tujuh rupa dalam bejana perunggu disiramkan ke bagian
depan mobil. Alunan lagu dan gending Jawa terus dimainkan dengan pelan
sehingga memberikan rasa khidmat prosesi jamasan. Secara berturut-turut
Walikota Solo Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Walikota FX Hadi Rudyatmo
ikut menyiramkan air bunga ke badan mobil Esemka Rajawali.
Enam
tokoh agama Islam, Protestan, Katolik, Buddha, Hindu dan Konghucu
menyaksikan seksama prosesi budaya Jawa tersebut. Enam pemuka
bermacam-macam agama itu kemudian memanjatkan doa secara bergantian bagi
kesuksesan dan keselamatan misi uji emisi Esemka Rajawali.
Senada
itu, koordinator proses Jamasan Esemka Rajawali, Bambang Suhendro, saat
ditemui wartawan menjelaskan esensi acara yakni doa kawilujengan atau
keselamatan. Berharap perjalanan rombongan untuk uji emisi Esemka
lancar, begitu juga Esemka lulus uji emisi. Perihal adanya ingkung,
beras putih, sambal goreng, kerupuk rambak, kedelai hitam, jajan pasar
dan air bunga setaman, menurut Bambang, merupakan bagian dari prosesi
tradisi.
Koordinator
proses Jamasan Esemka Rajawali, Bambang Suhendro, menjelaskan, esensi
acara itu adalah doa kawilujengan atau keselamatan. Selain sesajen,
rangkaian bunga pandan, melati, kantil juga menjadi hiasan aksesori
mobil untuk penolak bala. “Kembang setaman mawar jambon, mawar merah dan
putih, kantil kuning dan kantil putih, kenanga dan melati untuk
membersihkan dari sukerto atau halangan selama perjalanan,” terangnya.
[taz/dbs]
sumber: www.voa-islam.com
sumber: www.voa-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar