Minggu, 15 Januari 2012

Waspadai Virus Perusak Jiwa!


Bila harimau dibekali kuku dan taring yang tajam untuk melindungi diri, kijang dibekali kaki yang kuat dan lincah agar bisa berlari kencang, maka manusia tidak dibekali anggota badan seperti itu.
Allah Subhanahu wa Ta’ala membekali manusia dengan akal. Dengan akal inilah manusia mampu melindungi dirinya, bahkan bisa mengalahkan hewan yang telah dibekali organ khusus tadi.
Namun, karena akal ini pula, eksistensi manusia tidak ditentukan hanya dari fisik (raga) saja. Manusia memiliki aspek lain yang justru lebih vital ketimbang fisik. Itulah aspek ruhiyah (jiwa).
Kualitas aspek ini ditentukan oleh iman dan amal. Bila iman dan amalnya rusak maka rusak pula jiwanya. Bahkan, dalam banyak kasus, fisik pun ikut rusak.
Agar aspek ruhiyah ini tetap terjaga maka kita harus mewaspadai ancaman virus perusak jiwa. Inilah virus-svirus tersebut:


Virus Perusak Iman

Anugerah tak ternilai yang diberikan Allah Ta’ala kepada manusia adalah iman. Fisik yang lengkap dan harta yang banyak tak sebanding dengan anugerah yang satu ini.
Betapa tidak, imanlah yang menentukan apakah amal seseorang diterima atau ditolak oleh Allah Ta’ala. Bila iman sirna maka tebusan emas sepenuh bumi pun tidak akan diterima.
Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِمْ مِلْءُ الْأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَى بِهِ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. (Ali Imran [3]:91)
Anugerah iman, walaupun sangat mahal harganya, bisa rusak, bahkan lenyap, bila kita dijangkiti oleh dua jenis virus, yaitu syirik dan ilhad (ateisme).
Jika itu terjadi, tak dapat dibayangkan betapa besar kerugian yang kita derita, dan betapa abadi akibat buruknya.

Virus Perusak Amal

Bagi hamba Allah Ta’ala, karya yang paling bernilai adalah amal saleh yang ditunaikan secara ikhlas karena Allah Ta’ala dan mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW). Karya inilah yang menjadi penentu nasib kita di akhirat kelak.
Bayangkan, betapa sedihnya orang yang tiba-tiba mendapati semua amalnya lenyap, padahal sudah tidak ada kesempatan lagi untuk beramal dan tidak mungkin lagi ada orang yang mau berbagi amal walaupun seberat biji dzarrah.
Memang, amal saleh tidak tampak wujud fisiknya. Namun, bukan berarti ia bebas dari virus perusak yang ternyata banyak variannya.
Syirik dan kekafiran menempati posisi pertama sebagai perusak amal. Begitu keduanya merasuk, otomatis semua amal manusia langsung terhapus tiada tersisa.
Allah Ta’ala menegaskan, Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan. (Al-A’raf [7]:147)
Selain virus-virus yang telah dikemukakan tadi, masih ada beberapa virus yang mesti diwasapadai, yaitu:

1. Riya
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bercerita tentang pelaku ibadah yang memiliki motivasi mencari popularitas. Sesungguhnya, kata Rasulullah SAW sebagaimana dikutip dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, orang yang paling pertama diadili pada hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid dan telah diberi banyak nikmat.
Pada saat itu, kata Rasulullah lagi, Allah Ta’ala akan bertanya, “Apakah yang kamu amalkan dengan nikmat-nikmat itu?” Ia menjawab, “Saya berperang di jalan-Mu sampai mati syahid.”
Allah Ta’ala lalu menjawab, “Kamu berdusta, tetapi kamu berperang agar dikatakan sebagai pemberani dan itu telah dikatakan.” Kemudian orang itu diperintahkan untuk diseret dengan tertelungkup, lalu dilemparkan ke dalam api neraka.
Orang kedua, kata Rasulullah SAW, adalah orang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta selalu membaca al-Qur`an. Allah Ta’ala bertanya kepada orang itu, “Apakah yang kamu amalkan dengan nikmat-nikmat itu?” Ia menjawab, “Saya mempelajari ilmu, mengajarkannya, dan saya membaca al-Qur`an karena-Mu.”
Allah Ta’ala kemudian menjawab, “Kamu berdusta, sebaliknya kamu mempelajari ilmu agar dikatakan pandai dan kamu membaca al-Qur`an agar dikatakan sebagai qari’. Dan itu semua telah diucapkan.” Orang itu lalu diperintahkan untuk diseret dengan tertelungkup dan dilemparkan ke dalam api neraka.
Dan, orang ketiga, kata Rasulullah SAW, adalah orang yang diberi kelapangan oleh Allah Ta’ala, diberi pula semua macam kekayaan. Allah Ta’ala bertanya kepada orang itu, “Apakah yang kamu amalkan dengan nikmat-nikmat itu?” Ia menjawab, “Saya tidak meninggalkan satu pun jalan yang Engkau sukai untuk berinfak kecuali saya berinfak karena-Mu.”
Allah Ta’ala kemudian menjawab, “Kamu berdusta, tetapi kamu melakukan agar dikatakan dermawan. Dan itu telah dikatakan.” Orang itu lalu diperintahkan untuk diseret dengan tertelungkup dan dilemparkan ke dalam api neraka.
Al-‘Alim al-Zahid Sufyan al-Tsauri menceritakan pengalaman pribadinya ketika melawan riya’. ”Betapa sering aku berusaha sekuat tenaga membersihkan hatiku dari riya’. Tetapi, setiap kali berhasil aku atasi pada satu sisi, dia muncul dari sisi yang lain,” katanya.

2. ‘Ujub
Ibn al-Mubarak mendefinisikan virus penghapus amal ini dengan mengatakan, ”Ujub adalah engkau merasa pada dirimu terdapat sesuatu kelebihan yang tidak dipunyai orang lain.”
Masya Allah, betapa mudahnya virus ini merasuk pada manusia. Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan Muslim, Rasulullah SAW bercerita bahwa ada seorang laki-laki berkata, ”Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Maka Allah Ta’ala langsung berkata, ”Siapakah yang lancang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak akan mengampuni Fulan? Sungguh Aku telah mengampuninya dan menghapus amalmu!”
Dalam Hadits lain yang diriwayatkan al-Baihaqi dan dinilai hasan oleh al-Albani, Rasulullah SAW juga menyatakan, “Ada tiga perkara yang menyelamatkan dan tiga perkara yang membinasakan. Yang menyelamatkan adalah takut kepada Allah baik dalam kondisi rahasia maupun dilihat orang, sikap sederhana baik dalam kondisi miskin maupun kaya, dan bertindak adil baik tatkala marah maupun suka. Sedangkan hal-hal yang membinasakan adalah kekikiran yang diperturutkan, nafsu yang diikuti, dan ketakjuban seseorang pada diri sendiri. Dan, (yang terakhir) ini adalah yang paling berbahaya.”

3. Berani Bermaksiat
Pada suatu ketika, Rasulullah SAW bercerita kepada sahabatsahabatnya tentang peristiwa yang sangat mengerikan. “Sungguh aku tahu,” katanya, ”ada beberapa kaum dari umatku yang datang di hari kiamat nanti dengan membawa banyak kebaikan bagaikan gunung kota Tihamah yang berwarna putih. Kemudian Allah menjadikannya debu yang beterbangan.”
Mendengar ini, Tsauban bertanya, ”Wahai Rasulullah, beritahukanlah ciri-ciri mereka kepada kami dan jelaskanlah agar kami tidak termasuk mereka sementara kami tidak sadar.”
Rasulullah SAW menjawab, ”Mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari bangsa kalian. Mereka melakukan ibadah malam sebagaimana yang kalian lakukan, tetapi mereka adalah kaum yang bila berada dalam kondisi sepi, mereka melanggar larangan-larangan Allah.” (Riwayat Ibn Majah dan dishahihkan al-Albani)

Virus Pembangkit Nafsu

Hati-hati, virus ini sanggup melibas iman dalam waktu singkat. Rasulullah SAW memperingatkan, ”Segeralah kalian beramal sebelum datang berbagai fitnah bagaikan potongan-potongan malam yang gelap di mana seseorang di pagi hari dalam kondisi beriman namun pada sore hari sudah menjadi orang kafir. Pada sore mukmin namun paginya menjadi kafir. Mereka menjual agamanya dengan harta benda dunia.” (Riwayat Muslim)
Demikianlah virus-virus yang amat berbahaya, melebihi bahaya segala jenis virus yang mampu merusak raga. Kita perlu senantiasa merawat dan memperkuat benteng iman dan amal. Dan, cara paling ampuh adalah memaksimalkan ibadah Ramadhan. Wallahu a’lam bish shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar