Rabu, 08 Februari 2012

Siapa Meneladani Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam?



Setiap tahun umat Islam Indonesia menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam. Mulai dari RT sampai Istana. Dari zamannya Presiden Soekarno sampai Presiden SBY. Masjid, mushola, majelis ta'lim, menyelenggarakan Maulid. Tidak terhitung lagi jumlah umat yang menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi. Kegiatan ini berlangsung sejak sebelum merdeka sampai di era reformasi ini.
Adakah "atsarnya" (pengaruhnya) dalam kehidupan umat Islam?  Adakah semakin banyak umat Islam yang "ber-ittibak" (mengikuti) jejak kehidupan Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam? Mengikuti empat sifat mulianya. Siddiq, amanah, tabligh, dan fathonah.
Adakah umat semakin mulia akhlaqnya? Karena Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam, di utus ke dunia ini,  tujuannya memperbaiki akhlak umat. Adakah umat semakin taat dalam beribadah kepada Allah Rabbul Alamin? Adakah umat ini semakin mencintai din (Islam)? Adakah tauhid umat ini semakin kokoh di dalam dada mereka? Adakah umat ini semakin kuat iltizamnya (kimitmennya) kepada syariah? Adakah umat ini semakin menjauhi thogut? Karena tujuannya diturunkan para Nabi dan Rasul itu, hanya untuk mengajak kepada umat beribadah kepada Allah Rabbul Alamin semata, dan menjauhi thogut. (QS : An-Nahl : 36).
Umat hari ini semakin jauh dari sifat-sifat mulia yang diteladankan Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam. Semakin banyak umat yang tidak jujur terhadap din (Islam). Semakin banyak umat yang berkhianat terhadap Allah Rabbul Alamin, Rasul-Nya dan Kitab-Nya (Al-Qur'an). Semakin banyak yang menyeleweng dan mendurhaka terhadap Allah Rabbul Alamin. Mereka lebih mencintai musuh-musuh Allah Rabbul Alamin. Mereka menolak menegakkan din (Islam), dan tidak mau bertahkim kepada hukum-hukum Allah. Umat semakin berkiblat kepada sekulerisme dan materialisme.
Baginda Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam hidup dengan sangat zuhud. Seperti dituturkan oleh Aisyah ra, bagaimana kehidupan Nabi Muhammad, yang hanya mempunyai dua baju, tidur diatas daun pelepah kurma, perutnya selalu lapar, bahkan pernah diganjal dengan batu, dan sangat sedikit tidur.
Bandingkan dengan umat sekarang. Bajunya paling sedikit dua lemari. Dengan berbagai model. Jasnya bertumpuk-tumpuk. Sepatunya berderet-deret semuanya branded. Tidurnya diatas kasur yang import harganya puluhan juta. Bagaimana bisa melaksanakan shalat malam?
Umat sekarang jauh dibandingkan dengan Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam. Perutnya buncit-buncit. Kekenyangan. Perut dan fardnya (kemaluannya) telah menjadi "tuhan" baru, segala jenis makanan dimasukkan ke dalam perutnya. Halal dan haram menjadi satu.
Umat sekarang kurang tidur bukan untuk beribadah. Tapi bermaksiat kepada Allah Rabbul Alamin. Tidak tidur sepanjang malam. Hanya untuk maksiat. Seperti ke mall, tempat hiburan, nonton telivisi, video, dan nonton bola. Tidak ada yang bergegas saat mendengar adzan. Masjid kosong melompong. Padahal Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam, ketika mi'raj mendapatkan perintah pertama adalah shalat.
Uraian yang disampaikan para ulama dan da'i kebanyakan tidak disampaikan dengan ikhlas. Karena semua mempunyai motivasi duniawi. Beribu-ribu orang menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam, sangat sedikit "atsarnya" (pengaruhnya) terhadap kehidupan. Peringatan Maulid hanya menjadi ritual tradisi, tidak dapat lagi membangkitkan ghirah umat, menegakkan himmah dan marwah umat kepada kebangkitan Islam. Umat semakin terpuruk ke dalam lembah kekufuran dan kemusyrikan.
Disaat peringatan Maulid Nabi Shallahu Alaihi Wassalam, tentu yang paling sibuk para ulama dan da'i, dan mereka mendapatkan manfaat langsung. "Amplop" yang masuk ke kantong semakin banyak.
Apalagi, kalau ada Maulud Nabi Shallahu Alaihi Wassalam, yang dihadiri Presiden dan para pejabat, tentu "maslahat" bagi ulama dan da'i akan lebih besar. Sementara itu, Islam semakin jauh dari kehidupan. Kemaksiatan, kemusyrikan dan kekufuran semakin merajalela di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Wallahu'alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar