simbol pada botol plastik |
Secara umum tanda pengenal plastik tersebut berciri-ciri :
1. Berada atau terletak di bagian bawah,
2. Berbentuk segitiga,
3. Di dalam segitiga tersebut terdapat angka,
4. Serta nama jenis plastik di bawah segitiga.
Berikut arti dari istilah-istilah tersebut :
1. PETE/PET
Tanda
ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta
tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga.
Biasa dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus
pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya.
Botol
jenis PETE/PET ini disarankan hanya untuk sekali pakai. Bila terlalu
sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi
panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan
meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker
dalam jangka panjang.
Bahan
PETE ini pun berbahaya bagi pekerja yang berhubungan dengan pengolahan
maupun botol daur ulang botol PETE. Pembuatan PETE menggunakan senyawa
antimoni trioksida. Senyawa ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui
sistem pernapasan dengan menghirup udara yang mengandung senyawa
tersebut.
Seringnya
menghirup senyawa ini dapat mengakibatkan iritasi kulit dan saluran
pernapasan. Bagi wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan
keguguran. Bila melahirkan pun, anak mereka kemungkinan besar akan
mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.
Mayoritas
bahan PETE di dunia digunakan untuk serat sintesis dan bahan dasar
botol kemasan. Di dalam pertekstilan, PETE biasa disebut dengan
polyester.
2. HDPE
Pada
bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan
angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di
bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu,
Tupperware, galon air minum, kursi lipat dan lain-lain.
Botol
plastik jenis HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram
dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Merupakan salah satu bahan plastik
yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia
antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang
dikemasnya.
Sama
seperti PETE, HDPE juga disarankan hanya untuk sekali pemakaian karena
pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.
3. V/PVC
Tertulis (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V.
V
itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling
sulit didaur ulang. Ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling
wrap) dan botol-botol.
Reaksi
yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini
berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. PVC mengandung
DEHA (diethylhydroxylamine) yang dapat bereaksi dengan makanan yang
dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan
makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15°C.
4. LDPE
Logo
daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE. LDPE (low
density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic, dibuat
dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan,
dan botol-botol yang lembek.
Sifat
mekanis jenis LDPE ini adalah kuat, tembus pandang, fleksibel dan
permukaan agak berlemak, pada suhu 60 derajat sangat resisten terhadap
reaksi kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, dapat
didaur ulang serta baik untuk barang-barang yang memerlukan
fleksibelitas tapi kuat.
Barang
berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat
makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas
dengan bahan ini.
5. PP
Tertera
logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP.
Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau
berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang
rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi
dan cukup mengkilap.
Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan
bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman
seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum
untuk bayi.
Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
6. PS
Tertera
logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. Biasa
dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai,
dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.
Selain
tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap
kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena
selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen
pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan
sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Bila didaur
ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.
Bahan
ini dapat dikenali dengan kode angka 6. Namun, bila tidak tertera kode
angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan
cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar,
bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga dan meninggalkan
jelaga.
7. OTHER
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER. Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 macam, yaitu:
1. SAN – styrene acrylonitrile,
2. ABS – acrylonitrile butadiene styrene,
3. PC – polycarbonate,
4. Nylon
Dapat
dtemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga,
suku cadang mobil, alat rumah tangga, komputer, alat elektronik dan
plastik kemasan.
SAN
n ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia n suhu,
kekuatan, kekakuan dan tingkat kekerasan yg telah ditingkatkan.
Biasanya SAN terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi dan sikat gigi.
Sedangkan
ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Bahan-bahan
ini merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan
dalam kemasan makanan ataupun minuman.
PC
(polycarbonate) dpt ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita
(sippy cup), botol minum polikarbonat dan kaleng kemasan makanan serta
minuman, termasuk kaleng susu formula.
Bahan
ini dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam
makanan n minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada
ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.
Pemakaian
dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan ataupun minuman.
Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan. Entah
itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave atau dituangi air panas.
Kesimpulan yang didapat dari tanda klasifikasi plastik tersebut:
1.
Hati-hati dalam menggunakan plastik, khususnya kode 1, 3, 6 dan 7 (PC),
seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi. Gunakan hanya sekali pakai!
2. Cukup aman bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5 dan 7 (SAN atau ABS)
Bagi orang tua yang masih memerlukan botol susu untuk putra atau putrinya:
1. Pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, atau plastik jenis 4 atau 5.
2. Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless steel, atau plastik jenis 4 atau 5.
3.
Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan
mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex.
4. Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan jenis 7 PC (polycarbonate),
5.
Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah,
janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas.
Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Biasanya digunakan untuk tempat air putih di dalam kulkas.
Jika
penggunaan botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2) tidak
dapat dicegah, gunakan hanya sekali pakai dan segera dihabiskan.
Gantilah dengan botol stainless steel atau gelas/kaca.
sumber: www.situslakalaka.info
sumber: www.situslakalaka.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar